Foto: Netflix

Ada maksud tertentu di balik kehadiran setiap manusia di dunia. Kita lahir di tengah keluarga yang hangat atau sebaliknya. Kita menjadi sosok yang bijak atau culas saat dewasa dan seterusnya sampai kita menutup usia. Tuhan sudah merancang semuanya sejak awal mula, demikian juga dengan kelahiran Bunda Maria.

Foto: Netflix

Meskipun kerap melakukan kesalahan di masa lampau, kita bisa menjadikan Bunda Maria teladan dalam menjalankan kehidupan saat ini dan di masa depan. Perjalanan Bunda Maria ternyata sangat berliku dalam menggenapi takdir sebagai ibu Yesus. Satu hal yang menarik perhatian saya di film Mary: Bunda Maria hidup di tengah godaan Lucifer dan penjagaan Malaikat Gabriel.

Kita pun memiliki kehidupan yang hampir sama seperti Bunda Maria. Kita hidup di antara hitam dan putih. Kita sempat mendengar bisikan-bisikan dari si jahat dan jatuh ke dalam dosa, tapi kita masih terus mencari pegangan atas apa yang baik dan benar.

Memenuhi misi hidup di dunia memang penuh tantangan. Kita juga dapat melihat kesulitan-kesulitan hidup Bunda Maria di film Mary. Bunda Maria sempat hampir dirajam karena dia mengandung, padahal dia masih tetap perawan. Apa pun rintangan yang ada di hadapannya, Bunda Maria tetap teguh menjalankan tugasnya di bumi: melahirkan Yesus.

Foto: Netflix

"Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.”

Demikian ucapan Bunda Maria yang sudah sangat terkenal di kalangan umat Kristen dan Katolik. Kalimat itu diucapkan oleh Bunda Maria ketika Malaikat Gabriel menyampaikan pesan bahwa Bunda Maria akan mengandung dan melahirkan Yesus.

"Itu kan Bunda Maria. Tapi kita kan nggak pernah didatangi Malaikat Gabriel atau Tuhan dan diberi kabar sukacita."

Tuhan ada di hati kita. Hati yang selalu ingin pulang dan hidup dalam naungan kasih Tuhan. Dia selalu mendengarkan dan berbicara kepada kita lewat berbagai cara. Coba dengarkan sekali lagi. Apa yang dikatakan oleh Tuhan, saat kita berdoa kepada-Nya?

Ilustrasi. (Foto: Unsplash)

Banyak orang masih berpandangan bahwa menulis adalah skill yang terlalu serius dan hanya untuk kalangan tertentu, seperti akademisi atau orang-orang yang tertarik terhadap sastra. Belajar menulis mungkin terasa membosankan bagi sebagian orang, padahal kemampuan ini wajib diasah.

Apa pun pekerjaan, hobi, dan ketertarikan dari masing-masing kita, menulis adalah sarana untuk mengomunikasikan gagasan lewat kalimat. Tulisan kita mencerminkan isi kepala kita.

Women support Women menjadi istilah yang sering kali digaungkan untuk perempuan bisa saling mendukung dan menjadi satu kekuatan demi melindungi diri dari diskriminasi, stigma dan juga pandangan umum kepada perempuan.

Salah satu bentuk women support women dalam hubungan persahabatan kedua founder dari speaXwriter adalah membantu partisipasi dalam acara Women of Faith and Culture Fair pada tanggal 8 Oktober 2024 kemarin.

Acara WFCF ini adalah acara ruang jumpa yang diinisiasi oleh GIN Voice di mana Alice adalah Communication Leader pada event tersebut dan Ajeng diminta untuk berpartisipasi dalam pembacaan puisi dengan tema perempuan.

Di tengah padatnya jadwal dan pekerjaan yang menumpuk, Ajeng, mau untuk datang ke UIN dari Depok demi membantu aku dan acaraku saat itu. Datang dengan cantik, dresscode yang sesuai dengan tema acara dan membawakan puisi yang ditulis sendiri.

Jika kamu ingin membaca puisi yang dibawakan oleh Ajeng pada saat acara Women of Faith and Culture Fair 2024, dapat lihat pada Suara by Birgitta Ajeng

Inilah bentuk women support women, saling mendukung dengan bakat dan skill masing - masing!

Saat acara berlangsung, Alice juga terlibat menjadi salah satu penulis puisi yang karyanya ditampilkan saat pameran seni berlangsung. Dan ini salah satu foto candid yang tertangkap kamera dokumentasi GIN Voice waktu Ajeng sedang melihat dan memfoto puisi yang aku tulis. 

Jika kamu ingin melihat puisi yang Alice tulis, dapat kunjungi Shades of Her by A.V.A 

Semakin dewasa kita akan semakin membutuhkan dukungan terutama dalam karir dan kehidupan personal dan memiliki teman yang bisa diajak untuk berdiskusi, bertumbuh dan mau berjalan bersama adalah suatu privilege yang belum tentu dimiliki oleh semua orang.

Setelah 20 tahun lebih saling mengenal dan bersahabat, kami memutuskan untuk saling support dengan membuat satu projek kolaborasi yang menggabungkan kedua skill yang kami miliki yaitu Public Speaking [Alice] dan Creative Writing [Ajeng] menjadi speaXwriter.

Harapan kami adalah speaXwriter bisa menjadi contoh bagaimana powerfulnya perempuan ketika saling mendukung dan sebagai bentuk women support women yang nyata.

Coba ceritakan contoh women support women yang pernah kamu lihat!

Penulis : Alicia Van Akker

Satu skill yang harus dimiliki semua orang karena memang dibutuhkan dalam hidup yaitu adalah kemampuan untuk menulis! Bahkan saat kita sekolah, kita akan terbiasa untuk membuat essay atau laporan praktikum atau membuat projek di mana kemampuan menulis lah yang dibutuhkan.

Tapi ada banyak orang yang merasa tidak cukup berbakat untuk menulis kreatif dengan alasan mereka tidak kreatif atau tidak punya ide padahal semua orang itu bisa menulis.

Kita semua pasti punya cerita yang bisa kita bagikan dalam bentuk tulisan baik itu cerpen, novel, puisi atau berbagi pengalaman kita sendiri. Dan semua itu cuma butuh langkah pertama kamu buat nulis di mana ini adalah langkah yang paling sulit yaitu mulai menulis!

Menulis kreatif itu bukan sekedar menulis tapi bagaimana bisa mengekspresikan pikiran dan emosi kita dengan bebas. Yang namanya nulis kreatif itu seharusnya tidak ada batas aturan, kamu bisa bebas dengan imajinasi kamu sendiri.

Langkah pertama untuk mulai menulis adalah dengan sesuatu yang kita tahu atau rasakan misal dengan menulis pengalaman kita, mengulas review makanan, tempat atau produk berdasarkan yang kita rasakan atau menceritakan perasaan kita hari ini. 

Kamu bisa mulai dengan membangun kebiasaan menulis jurnal atau rutin posting sosial media dan nulis di caption. Kebiasan ini akan melatih kamu untuk bisa mengasah kemampuan menulis kamu dengan happy tanpa takut salah atau beban jika tulisan kamu tidak asik untuk dibaca.

Akan tetapi semua orang yang menulis pasti pernah merasakan yang namanya writer's block, di mana kamu merasa stuck dan tidak tahu mau menulis apa. Jika hal ini terjadi kamu bisa menggunakan prompt atau writing challenge yang bisa kamu temui di sosial media. Untuk memulai kamu tidak harus sempurna atau memiliki ide yang cemerlang tapi kamu hanya butuh mulai tanpa takut dengan pendapat orang lain tentang tulisan kamu!

Menulis kreatif artinya memberikan kebebasan untuk menulis apa saja, gunakan imajinasi kamu dan jangan pedulikan dengan editing. Kamu hanya perlu membiasakan diri untuk menikmati menulis. Karena yang harus kita bangun adalah kebiasaan menulis setiap hari untuk mengasah skill yang kita miliki.

Cari waktu yang tepat untuk menulis, di mana kamu bisa bebas berimajinasi dan merasa tenang ketika menulis. Temukan waktu emas kamu dan biasakan menulis setiap hari dengan target waktu tertentu.

Jika kamu sudah terbiasa untuk menulis, kamu bisa belajar hal lain seperti menemukan gaya menulis kamu dan pelajari teknik menulis secara perlahan. 

Untuk bisa menulis ada baiknya kamu juga banyak membaca sebagai referensi untuk tulisan kamu nantinya. Semakin banyak membaca akan semakin kaya kosakata yang kamu miliki.

menulis satu paket juga dengan kebiasaan membaca, maka dari itu ada baiknya kamu juga belajar untuk bisa membaca secara rutin.

Jadi, buku apa saja yang sudah kamu baca dan menarik untuk diceritakan kembali? 

Penulis : Alicia Van Akker

Sering kali kita berpikir jika Public Speaking adalah skill yang dibutuhkan oleh top management di kantor, khusus untuk leader saja! Akan tetapi sebenarnya skill ini adalah skill wajib yang seharusnya dimiliki oleh semua orang.

Meski kamu introvert, tapi kamu pasti akan ada dalam kondisi harus komunikasi dengan orang lain di hadapan publik maka dari itu kamu harus mampu mengutarakan maksud kamu dengan baik agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam berkomunikasi.

Dalam dunia kerja, orang yang memiliki skill public speaking akan lebih mudah terlihat stand out dan diingat oleh orang lain. Setelah berani untuk mengutarakan apa yang kamu pikirkan, yang selanjutnya harus kamu perhatikan adalah apakah pertanyaan kamu ini sesuai dengan konteks pembicaraan. 

Public Speaking ini sering kali dikaitkan dengan karir padahal skill ini dibutuhkan untuk kehidupan kita sehari - hari misalnya bagaimana kamu melakukan networking dengan orang baru atau untuk hubungan personal bagaimana kamu ingin dekat dengan lawan jenis dan harus memulai obrolan.

Yang menjadi masalah selama ini adalah banyak orang takut untuk bicara di depan umum karena mereka takut menjadi pusat perhatian dan melakukan kesalahan! Pikiran mereka yang dipenuhi dengan ketakutan membuat banyak orang takut untuk mencoba. Takut ditertawakan, takut gagap, takut blank dan tidak tahu mau bicara apa serta takut dengan banyak mata yang melihat dan memperhatikan saat kita bicara.

Dimulai dengan membiasakan diri bicara dalam grup kecil lama kelamaan kita akan lebih percaya diri untuk memulai pembicaraan dalam grup yang lebih besar. Ciptakan rasa nyaman terlebih dahulu, usahakan mendengar orang lain yang bicara dan memberikan respons. Ketika suasana nyaman kita akan lebih percaya diri untuk bicara. 

Di tengah persaingan dunia kerja yang begitu ketat, memiliki skill ini adalah suatu kewajiban jika kamu ingin mendapatkan peluang untuk naik ke tingkat yang lebih lanjut.

Belajar public speaking bukan untuk "menjilat" atasan atau demi mendapatkan promosi dalam karir tapi membuat kita bisa mendapatkan lebih banyak kesempatan dengan menciptakan peluang baru ketika kita mampu mengutarakan isi pikiran kita dengan jelas kepada lawan bicara.

Mampu menjadi partner yang bisa diajak bicara juga merupakan kunci langgengnya suatu hubungan baik ketika masih pacaran atau yang sudah menikah. Pada akhirnya kemampuan public speaking bukan hanya dipakai saat kita di kantor atau demi karir tapi lebih banyak untuk diri kita sendiri.

Jika hari ini kamu masih takut untuk mencoba, kamu bisa mulai dengan bicara di depan kaca dan mulai pembicaraan kecil dengan orang yang kamu percaya misal teman dekat atau pasangan. 

Kamu juga bisa ikut belajar bersama dengan speaXwriter dalam sosial media atau blog kita.

Jadi, apa yang buat kamu takut untuk bicara di depan umum?

Penulis : Alicia Van Akker